Keutamaan Baca Quran
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه » “Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804]

Syafaat Quran
Akan didatangkan Al-Qur`an pada Hari Kiamat kelak dan orang yang rajin membacanya dan senantiasa rajin beramal dengannya, yang paling depan adalah surat Al-Baqarah dan surat Ali ‘Imran, keduanya akan membela orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 805]

Wahyu Ilahi
( كتاب أنزلناه إليك مبارك ليدبروا آياته وليتذكر أولوا الألباب ) “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” [Shad : 29]

Konferensi Imam Masjid Dunia-Pekanbaru 2013


Masjid Al-Akbar Surabaya Siapkan Layar Lebar Untuk Jamaah Salat Idul Adha


\\\"Jamaah yang mendapat tempat atau shaf di sisi kanan dan kiri dan tidak melihat penceramahnya,maka kami siapkan layar lebar agar bisa melihat dan mendengar isi ceramah,\\\" ujar Humas Masjid Al-Akbar Surabaya Helmi M. Noor kepada wartawan, Senin, (14\/10\/2013).
Helmi menjelaskan, bertindak sebagai khotib adalah Prof Faishol Haq, Guru Besar IAIN Sunan Ampel. Sedangkan, imam salat yakni KH Abdul Hamid Abdullah, imam besar Masjid Al-Akbar. Salat iednya sendiri akan dimulai tepat pukul 06.00 WIB.
Persiapan lainnya, lanjut Helmi, panitia sudah mempersiapkan segala keperluan untuk Salat Idul Adha hingga proses penyembelihan hewan qurban. Untuk keperluan berwudlu, sebanyak 527 kran disiapkan oleh panitia untuk menghindari antrean berwudlu.
\\\"Dengan banyaknya kran dan toilet, diharapkan tidak ada antrean saat mengambil air wudlu. Apalagi biasanya jumlah jamaah untuk Idul Adha lebih banyak dibandingkan Idul Fitri karena tidak bersamaan dengan musim mudik,\\\" kata dia.
Selain itu, panitia juga sudah menyiapkan kursi roda untuk membantu jamaah berkebutuhan khusus masuk ke masjid. Tak ketinggalan, tenaga medis dan ambulans juga sudah siap mengantisipasi jamaah yang sewaktu-waktu memerlukannya.
Perkiraan Helmi, lebih dari 60 ribu jamaah akan mengikuti Shalat Idul Adha di masjid kebanggan Jawa Timur dan Tanah Air tersebut. Pihaknya juga telah bekerja sama dengan Polrestabes Surabaya, Dinas Perhubungan, Satpol PP dan instansi lainnya untuk membantu pengamanan maupun pengaturan jalan di sekitar masjid.
Tahun ini diperkirakan jumlah hewan qurban yang akan disembelih melebihi Idul Adha sebelumnya. Jika pada 2012 lalu total ada 110 ekor hewan qurban yang masuk ke panitia, terdiri dari 81 ekor kambing dan 29 ekor sapi.
Sedangkan hingga Senin sore, total lebih dari 50 ekor kambing sumbangan masyarakat yang masuk ke panitia. Sedangkan untuk sapi tercatat sejumlah 15 ekor, dan masih bisa bertambah hingga jelang waktu penyembelihan.
Sementara itu, untuk pemotongan hewan qurban jenis sapi, Masjid Al-Akbar Surabaya akan menyembelihnya pada H+1 atau Rabu (16\/10\/2013). Sedangkan untuk kambing, tidak akan disembelih di sana karena dibagikan ke sejumlah yayasan usai Shalat Idul Adha.
\\\"Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, khusus sapi akan disembelih di masjid dan dagingnya dibagikan ke masyarakat yang telah dikoordinir oleh panitia dan tidak dibagi di masjid. Sedang untuk kambing dibagikan berupa hewan ke sejumlah yayasan,\\\" kata Helmi.
Pihaknya beralasan, panitia tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti antrean panjang yang mengakibatkan berdesak-desakannya masyarakat hingga terinjak-injak.
Posisi Imam di Ka'bah


Shalat fardhu berjamaah di Masjid mempunyai beberapa keunikan dan kelebihan, serta sejarah yang mungkin dapat dikatakan kelam. Paling kurang ada tujuh keunikan menunaikan shalat fardhu di Masjid Haram dibandingkan dengan shalat berjamaah di masjid manapun di tempat lain. Pertama, jamaah berada langsung di depan Ka’bah dan dapat menatapnya. Bagi banyak jamaah melihat dan menatap Ka’bah adalah sebuah kenikmatan, dan keharuan yang sukar dijelaskan.
Kedua, shaf shalat di Masjid Haram berbentuk melingkar mengelilingi Ka‘bah. Bentuk seperti ini hanya ada Masjid Haram. Sedang di masjid lain, termasuk dalam masjid-masjid yang masih di dalam kota Makkah sendiri bentuk shaf haruslah lurus (memanjang), tidak boleh melengkung atau bengkok.
Ketiga, aturan bahwa shaf jamaah perempuan harus di belakang shaf jamaah laki-laki tidak berlaku di Masjid Haram. Pada dasarnya untuk jamaah perempuan disediakan tempat khusus, yang kanan kirinya dipisahkan oleh jalan, sedang depan dan belakangnya dipisahkan dengan rak-rak Al-qur’an. Jadi tempat-tempat jamaah perempuan tersebut seperti pulau di tengah jamaah laki-laki. Tetapi jumlah tempat ini tidak memadai, sehingga banyak jamaah perempuan yang tidak kebagian tempat di sana. Mereka tidak mempunyai pilihan selain dari masuk ke tempat yang disediakan bagi laki-laki, atau berada di luar masjid, bahkan di luar halaman, sekiranya tetap meyakini bahwa mereka harus shalat di belakang shaf laki-laki.
Lebih dari itu, jamaah perempuan diberi izin untuk melakukan thawaf sepanjang waktu, sama seperti jamaah laki-laki. Maka wajar, ketika azan dan iqamat berlangsung ada jamaah perempuan yang masih menunaikan tawaf dan karena itu harus diberi tempat untuk mengikuti shalat di dekat Ka‘bah, berdampingan dengan orang laki-laki yang juga diberi izin untuk menunaikan thawaf pada waktu yang “kritis” ini.
Keempat, di Masjid Haram tidak ada mihrab, dan posisi imam pun sering berpindah-pindah pada setiap waktu shalat. Dalam keadaan biasa untuk shalat Maghrib, ‘Isya dan Shubuh posisi imam biasanya dekat Multazam, beberapa meter dari Ka`bah. Sedang untuk shalat Zhuhur dan Ashar imam berada sampai beberapa belas meter dari Ka`bah searah Multazam, untuk menghindari sengatan panas. Sedang pada musim haji karena jumlah jamaah yang relatif banyak, walaupun panas menyengat imam tetap berada dekat dengan Ka`bah. Kelima, ketika shalat fardhu, jamaah yang betul-betul berada di belakang imam hanyalah sekitar setengah lingkaran, yaitu yang langsung berada di belakangnya. Sedang yang setengah lingkaran lagi, yang berada di sisi Ka`bah yang berhadapan dengan imam, diberi izin lebih maju dari shaf imam. Jadi shaf pertama jamaah yang berhadapan dengan imam lebih dekat kepada Ka`bah dari shaf pertama jamaah yang berada di belakang imam.
Keenam, pahala shalat di Masjid Haram adalah seratus ribu kali lebih banyak dari shalat di masjid yang lain. Sedang pahala shalat di Masjid Nabawi hanya seribu kali dari shalat di masjid yang lain. Karena itu harusnya jamaah menganggap shalat berjamaah di Masjid Haram lebih penting dari shalat berjamaah di Masjid Nabawi.
Ketujuh, mungkin juga dapat dianggap sebagai keunikan, shaf di Masjid Haram dibuat terputus-putus. Jalan dari luar menuju Ka‘bah tidak boleh ditutup walaupun ketika akan shalat fardhu, sehingga Masjid Haram seolah-olah dibagi ke dalam blok-blok yang dipisahkan oleh jalan menuju Ka‘bah. Jadi shaf tersebut tidak betul-betul bersambung dalam arti membentuk lingkaran penuh yang tidak terputus-putus. Sekiranya ada orang yang mau pergi ke depan menuju Ka‘bah ketika orang sedang shalat berjamaah, atau ada yang mau pergi keluar dari dalam shaf, misalnya ketika wudhu’nya batal, maka tersedia jalan baginya, sesuai dengan blok yang sudah dibuat tersebut.
Dalam hubungan dengan shalat berjamaah di Masjid Haram, penulis ceritakan cerita kelam dari masa lalu. Banyak buku kisah dan laporan perjalanan yang menyatakan kaum muslimin menunaikan shalat fardhu berjamaah di Masjid Haram tidaklah dalam satu jamaah, tetapi terpecah menjadi lima kelompok berdasarkan mazhab. Menurut buku-buku tersebut, jamaah pertama yang menunaikan shalat setelah azan adalah pengikut mazhab Syafi‘i. Setelah mereka selesai barulah jamaah bermazhab Maliki menyusun shaf dan menunaikan shalat dengan iqamat baru.
Setelah ini dilanjutkan oleh muslimin bermazhab Hanbali juga dengan iqamat yang baru, dan setelah ini bangun pula pengikut mazhab Hanafi menyusun shaf, membacakan iqamat dan menunaikan shalat.
Kemudian barulah muslimin bermazhab Syi‘ah menyusun shaf dan menunaikan shalat fardhu sebagai jamaah yang terakhir dengan iqamat sendiri juga. Menurut buku-buku tersebut, pada waktu Maghrib semua jamaah ini menunaikan shalat pada waktu bersamaan, mungkin karena waktunya pendek sehingga tidak sempat sekiranya dilaksanakan secara bergiliran-sampai lima kali.
Tetapi karena dilaksanakan secara bersamaan, buku-buku tersebut menceritakan kekacauan terjadi. Bayangkan dalam masjid yang menjadi kiblat umat Islam, lambang persatuan umat Islam, tetapi pada waktu bersamaan jamaahnya terpecah kepada empat bahkan lima kelompok; semuanya membaca fatihah secara bersamaan, dan semuanya meneriakkan lafaz Allahu Akbar sekeras dan selantang mungkin ketika terjadi perpindahan rukun. Buku-buku tersebut mencatat, menyedihkan sekali karena jamaah shalat Maghrib sangat kacau. Suara imam bersahut-sahutan memberi komando, sehingga jamaah harus secara sungguh-sungguh menandai yang mana suara imamnya agar dia tidak keliru.
Mengenai posisi imam, buku-buku tersebut menjelaskan, imam untuk jamaah mazhab Syafi‘i berdiri dekat sumur Zamzam, dekat garis awal mulai thawaf, dan jamaahnya berdiri di belakang membentuk seperempat lingkaran antara rukun Yamani dan rukun Iraqi, setentang dengan pintu masuk Bab Salam. Sedang imam untuk jamaah mazhab Maliki berdiri di dekat Ka‘bah antara rukun Syami dan Yamani dan jemaahnya membentuk seperempat lingkaran di belakangnya, setentang dengan pintu masuk Bab Malik. Sedang imam untuk jamaah mazhab Hanbali berdiri di dekat Ka‘bah antara rukun Yamani dengan Hajar Aswad dan jamaahnya juga membentuk seperempat lingkaran di belakangnya. Sedang imam untuk jamaah bermazhab Hanafi, berdiri dekat Hijir Isma‘il, dan jamaahnya membentuk seperempat lingkaran antara rukun Iraqi dan rukun Syami. Buku-buku tersebut tidak menjelaskan posisi imam untuk kaum muslimin bermazhab Syi‘ah dan juga tidak menjelaskan tempat jamaahnya berkumpul atau beri‘tikaf.
Pengelompokan menjadi lima jamaah shalat, pasti tidak dimulai pada masa Rasulullah, karena pada waktu itu mazhab belum lagi dibuat dan disusun. Tetapi kapan persisnya pengelompokan berdasarkan mazhab ini dimulai tidak penulis ketahui. Buku-buku kisah perjalanan, yang ditulis sampai akhir abad keempat hijriah (11 Masehi) belum ada yang menceritakannya. Tetapi buku yang ditulis sejak akhir abad kelima hijriah (12 Masehi) mulai menceritakan adanya empat bahkan lima jamaah yang menunaikan shalat fardhu secara bergantian berdasarkan mazhab. Kenyataan sedih ini berakhir ketika Dinasti Sa‘ud merebut Makkah bahkan Hijaz seluruhnya dari Dinasti Syarif Husin (yang memerintah sebagai Gubernur Turki Usmani), dan lantas mengangkat diri sebagai raja pada tahun 1926. Merekalah yang menyatukan kembali semua umat Islam di Masjid Haram dalam satu jamaah shalat, dan insya allah hal ini akan penulis ungkapkan dalam tulisan mendatang.
Sebagai pusat ibadah umat Islam, Masjidil Haram memang sebuah masjid yang sangat kompleks, high tech dan indah, disamping memiliki daya tarik spiritual yang akan memunculkan kesan yang tak terlupakan seumur hidup. Setelah saya mengulas posisi imam yang memimpin shalat di Masjidil Haram, kali ini saya menemukan video yang memperlihatkan tempat dimana sang Muadzin mengumandangkan adzan shalat.
Selamat menunaikan ibadah haji, semoga memperoleh haji yang mabrur dan semoga juga memperoleh pencerahan sehingga menjadi lebih taqwa dan lebih tawadhu’ dari masa-masa sebelumnya.
Pengajian Isro' Mi'roj


Jama'ah Ibu-Ibu PPTQ |
Jama'ah Bapak-Bapak PPTQ |
Semarak Festival Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H Di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya


Festival ini meliputi berbagai bidang, antara lain pengembangan ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan kesehatan, yang terbukti mendapat perhatian dan simpati dari masyarakat yang cukup baik. Adapun tema yang di angkat pada Festival Maulid tahun ini adalah “Melalui Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H, Kita Teladani Akhlaq Rasulullah untuk Berkhidmat Memakmurkan Masjid dan Ummat”.
Berikut adalah rangkaian kegiatan Festival Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H di MAS:
KEGIATAN KEAGAMAAN
1. Khataman Al Qur’an 12 April 2013
Kegiatan yang terlaksana di ruang Utama MAS ini diikuti oleh 5 huffadz (Penghafal Al Qur’an) dan disimak oleh jamaah MAS.
2. Kajian Maulid Nabi oleh Ust.H.Sholeh Drehem, Lc 23 Januari 2013
Kajian bertema ”Rasulullah SAW Uswah Hasanah Kita” ini dilanjutkan dengan Gema Shalawat Nabi yang di pimpin oleh KH. Abdussomad Buchori dan KH. Abdul Hamid Abdullah, SH, M.Si selaku imam besar MAS. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Utama MAS.
3. Pengajian Akbar bersama Ust Drs.H. Su’udi Sulaiman (Pengisi Kajian Rutin TVRI) 13 April 2013
Tema yang diangkat pada Pengajian Akbar ini adalah ”Implementasi Akhlaq Rasulullah dalam Kehidupan”
KEGIATAN SOSIAL DAN SENI BUDAYA
1. Pemberian santunan kepada 150 dhuafa dari bapak Gubernur Jawa Timur 5 April 2013
2. Khitanan Masal Gratis 14 April 2013
Kegiatan ini iikuti oleh putra-putra kaum dhuafa’ di Surabaya, sebanyak 77 anak dari 89 Pendaftar. Setiap peserta diberi bingkisan antara lain : sarung, kopiyah dan baju koko. Khitanan Massal ini dikoordinir oleh Biro Kesra Prov. Jatim, dibantu Dinas Kesehatan prov Jatim, dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3. Pelayanan KB, Pengobatan dan Pembagian Sembako Gratis 5 April 2013
Kegiatan ini dikoordinir oleh BKKBN & BPPKB, Biro Administrasi Kesra dan BAZ Prov Jatim.
4. Pameran produk unggulan dan UKM 5-14 April 2013
Pameran ini diikuti sebanyak 48 stand dan dikoordinir oleh Biro Perekonomian Provinsi Jatim, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Koperasi & UMKM Provinsi Jawa Timur. dengan omzet+ Rp. 642.419.100 naik 4 % dari tahun lalu.
5. Lomba Qasidah Rebana Klasik, Hadrah Al Banjari dan Nasyid
Lomba Qasidah Rebana Klasik diikuti sebanyak 50 Group. Kegiatan ini berlangsung tanggal 8 -9 April 2013.
Lomba Hadrah al Banjari diikuti 51 Group pada tanggal 10-11 April 2013.
Lomba Nasyid diikuti oleh 17 Group terbaik kabupaten/kota se-Jawa Timur pada 12 April 2013.
Penanggung jawab Lomba Qasidah Rebana Klasik, Hadrah Al Banjari dan Nasyid ini adalah Masjid Nasional al-Akbar Surabaya didukung oleh Dinas Pariwisata Jawa Timur, Kanwil Depag Prov. Jatim, Depag Kota Surabaya. Kegiatan ini berlangsung pada pukul 19.00 s.d selesai di Panggung Utama MAS.
6. Lomba Mewarnai 7 April 2013.
Lomba ini diikuti oleh anak usia TK/ RA se Surabaya dan sekitarnya. Penanggung jawab kegiatan ini adalah Masjid Nasional al-Akbar Surabaya didukung oleh Dinas Dinas Pendidikan, UPT Pendidikan dan Pengembangan Kesenian sekolah Dinas Pendidikan Prov Jatim. Lomba ini bertempat di Area Air Mancur MAS.
7. Jalan Sehat Dakwah (JSD) 14 April 2013.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 12.000 orang. Penanggung jawab kegiatan ini adalah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya yang didukung oleh Dispora Prov. Jatim dan Kanwil Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur. Rute Jalan Sehat ini adalah start/finish di halaman Timur MAS jarak yang ditempuh + 5 KM.
8. Fashion Show (Busana Muslim) anak 5 April 2013
Lomba ini diikuti oleh 43 anak usia TK/SD se-Surabaya dan sekitarnya, dibantu oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur dan UPT Pendidikan dan Pengembangan Kesenian sekolah Dinas Pendidikan Prov Jatim. Kegiatan ini berlangsung pada pukul 19.00 s.d selesai di Panggung Utama MAS.
9. Pildacil 6-7 April 2013
Pildacil diikuti oleh siswa tingkat TK/SD se-Surabaya dan sekitarnya dengan jumlah peserta 53 anak. Kegiatan ini dibantu oleh Dinas Pendidikan Prov Jawa Timur, Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Surabaya.
10. Beberapa pelatihan dan seminar yaitu:
a. Kursus Calon Pengantin 21 Maret 2013
b. Training Remaja tentang “Hipnoteraphy Meraih Sukses UNAS” 10 Maret 2013
c. Seminar “Enterpreneur Ekonomi Syari’ah” 6 April 2013
PETA DAN DENAH LOKASI MTQ XXV JATIM TAHUN 2013


> Start Pawai Ta’aruf
> Pameran Produk Unggulan
> Lomba Cab. Tilawah Dewasa dan Qira’at As-Sab'ah> Sekretariat Panitia
> Media Center
> Pemondokan Kafilah
> Lomba Cab. Tilawah Anak-anak dan MHQ 5 Juz Tilawah
> Lomba Cab. Tartil dan MHQ 1 Juz Tilawah
> Posko Terpadu
> Media Center
Jalan Masjid Agung No. 1 Surabaya
Jalan Tambaksari Surabaya
Jalan Pacar No. 8 Surabaya
> CAB. MHQ 10 JUZ dan 20 JUZ
> CAB. MHQ 30 JUZ dan TAFSIR BAHASA ARAB
Kitab Baiquniyyah Terjemah


Kumpulan Kitab Terjemah Baiquniyah, Terjemah Baiquniyah download, Terjemah Baiquniyah for free, downlod Terjemah Kitab Baiquniyah, Penjelasan Kitab Terjemah Baiquniyah, Kitab Baiquniyah tentang hadits, riwayat hadits menurut Kitab Baiquniyah
terjemahan al-mazumah al-baiquniyyah dlm ilmu mustalah hadis
Manzhumatul Baiquniyah
Ø£ÙØ¨Ù'ÙØ¯ÙØ£Ù Ø¨ÙØ§ÙØÙÙ Ù'ÙØ¯Ù Ù ÙÙØµÙÙÙÙ'ÙØ§Ù عÙÙÙ * Ù ÙØÙÙ ÙÙ'ÙÙØ¯Ù Ø®ÙÙÙ'ر٠ÙÙØ¨ÙÙÙ' Ø£ÙØ±Ù'سÙÙÙØ§
Aku memulai dengan memuji Allah dan bershalawat atas Muhammad, nabi terbaik yang diutus
ÙÙØ°Ù Ù ÙÙÙ' Ø£ÙØ³ÙØ§Ù Ù Ø§ÙØÙØ¯ÙØ«Ù Ø¹ÙØ¯ÙÙ'ÙÙ' * ÙÙÙÙÙÙÙÙ' ÙÙØ§ØÙÙØ¯Ù Ø£ÙØªÙÙ ÙÙØ¹ÙÙØ¯ÙÙ'ÙÙ'
Inilah berbagai macam pembagian hadits.. Setiap bagian akan datang penjelasannya
Ø£ÙÙÙÙ'ÙÙÙÙØ§ Ø§ÙØµÙÙ'ØÙÙØÙ ÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙØ§ اتÙÙ'صÙÙÙÙ'Ù'* إسÙ'ÙÙØ§Ø¯ÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù' ÙÙØ´ÙÙØ°ÙÙ' Ø£ÙÙÙ' ÙÙØ¹ÙÙÙÙ'Ù'
Pertama hadits shahih yaitu yang bersambung sanad nya, tidak mengandung syadz dan âillat
ÙÙØ§ÙØÙسÙÙ٠اÙÙ ÙØ¹Ù'رÙÙÙ Ø·ÙØ±Ù'ÙÙØ§Ù ÙÙØºØ¯ÙتÙ' * Ø±ÙØ¬ÙاÙÙÙÙ ÙØ§ ÙÙØ§ÙصÙÙ'ØÙÙØÙ Ø§Ø´Ù'تÙÙÙØ±ÙتÙ'
(Kedua) Hadits Hasan yaitu yang jalur periwayatannya maâruf.. akan tetapi perawinya tidak semasyhur hadits shahih
ÙÙÙÙÙÙÙ' Ù ÙØ§ عÙÙÙ' Ø±ÙØªÙ'Ø¨ÙØ©Ù Ø§ÙØÙØ³Ù'ÙÙ ÙÙØµÙÙØ±Ù' * ÙÙÙÙÙÙ Ø§ÙØ¶ÙÙ'عÙÙÙÙ ÙÙÙÙ'Ù٠أÙÙÙ'Ø³ÙØ§Ù ÙØ§Ù ÙÙØ«ÙرÙ'
Setiap hadits yang lebih rendah dari derajat hadits hasan adalah hadits (ketiga) Dhaif dan terbagi atas banyak bagian
ÙÙÙ ÙÙØ§ Ø£ÙØ¶ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ'ب٠اÙÙ ÙØ±Ù'ÙÙÙÙÙØ¹Ù * ÙÙÙ ÙÙØ§ ÙÙØªÙØ§Ø¨ÙØ¹Ù ÙÙÙÙ٠اÙÙ ÙÙÙ'Ø·ÙÙÙØ¹Ù
ÙØ§ÙÙ ÙØ³Ù'ÙÙØ¯Ù اÙÙ ÙØªÙÙ'صÙÙ٠اÙ'ÙØ¥Ø³Ù'ÙÙØ§Ø¯Ù Ù ÙÙÙÙÙ' * Ø±ÙØ§ÙÙÙÙÙ ØÙتÙÙ'٠اÙÙ ÙØµÙ'Ø·ÙÙÙÙ ÙÙÙÙ Ù' ÙÙØ¨ÙÙ'
Hadits Musnad adalah yang bersambung sanadnya perawinya sampai kepada nabi tanpa terputus
Hadits yang setiap perawi nya mendengar satu sama lain dan bersambung sanad nya sampai nabi maka disebut Al Muttashil (bersambung)
Ù ÙØ³ÙÙÙ'سÙÙÙ ÙÙÙÙ' Ù ÙØ§ عÙÙÙÙ ÙÙØµÙ'ÙÙ Ø£ÙØªÙÙ * Ù ÙØ«Ù'Ù٠أÙÙ ÙØ§ ÙÙØ§ÙÙÙÙ٠أÙÙÙ'Ø¨ÙØ§ÙÙ٠اÙÙ'ÙÙØªÙÙÙ
Hadits Musalsal adalah hadits yang dibawakan dengan menyertakan sifat (yang selalu sama) seperti perkataan perawi âKetahuilah, Demi Allah telah memberitahuku seorang pemudaâ
ÙÙÙØ°ÙاÙÙ ÙÙÙØ¯Ù' ØÙدÙÙ'Ø«ÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ§Ø¦ÙÙ ÙÙØ§ * Ø£ÙÙÙ' Ø¨ÙØ¹Ù'ÙØ¯Ù Ø£ÙÙÙ' ØÙدÙÙ'Ø«ÙÙÙÙÙ ØªÙØ¨ÙسÙÙ'Ù٠ا
Begitu juga seperti âSi Fulan Telah bercerita kepadaku sambil berdiriâ atau âsetelah bercerita kepadaku, ia tersenyumâ
Ø¹ÙØ²ÙÙØ²Ù Ù ÙØ±Ù'ÙÙ٠اثÙ'ÙÙÙÙ٠أÙÙÙ' Ø«ÙÙØ§ÙØ«ÙÙÙÙÙ' * Ù ÙØ´Ù'ÙÙÙØ±Ù Ù ÙØ±Ù'ÙÙÙ ÙÙÙÙ'ÙÙ Ù ÙÙØ§ Ø«ÙÙØ§ÙØ«ÙÙÙ'
Hadits âAziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua atau tiga orang perawi sedangkan Hadits Masyhur diriwayatkan oleh lebih dari tiga perawi
Ù ÙØ¹ÙÙÙ'عÙÙÙ ÙÙØ¹ÙÙÙ' Ø³ÙØ¹ÙÙØ¯Ù عÙÙÙÙ' ÙÙÙØ±ÙÙ Ù' * ÙÙÙ ÙØ¨Ù'ÙÙÙ Ù Ù ÙÙØ§ ÙÙÙÙ Ø±ÙØ§ÙÙ ÙÙÙ Ù' ÙÙØ³ÙÙÙ Ù'Ù'
Hadits Muâanâan itu seperti perkataan perawi âdari saâid, dari Karomâ dan Al Mubham itu hadits yang perawinya tidak diberi nama
ÙÙÙÙÙÙÙÙ' Ù ÙÙØ§ ÙÙÙÙÙ'تÙ' Ø±ÙØ¬ÙاÙÙÙ٠عÙÙÙØ§Ù * ÙÙØ¶ÙÙØ¯ÙÙÙ Ø°ÙØ§Ù٠اÙÙÙ'ذÙÙ ÙÙØ¯Ù' ÙÙÙØ²ÙÙ
Setiap hadits yang sedikit perawinya disebut hadits âAaliy dan kebalikannya disebut hadits Naazil
ÙÙÙ ÙØ§ Ø£ÙØ¶ÙÙÙ'تÙÙ٠إÙÙÙ Ø§ÙØ£ÙصÙ'ØÙÙØ§Ø¨Ù Ù ÙÙÙ' * ÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙØ¹Ù'ÙÙ ÙÙÙÙ'ÙÙ Ù ÙÙÙ'ÙÙÙÙ٠زÙÙÙÙ
Perkataan atau perbuatan yang kau sandarkan kepada Sahabat adalah Hadits Mauquf
ÙÙÙ ÙØ±Ù'سÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ'ÙÙ Ø§ÙØµÙÙ'ØÙابÙÙÙÙ' سÙÙÙØ·Ù' * ÙÙÙÙÙÙ' ØºÙØ±ÙÙØ¨Ù Ù ÙØ§ رÙÙÙÙ Ø±ÙØ§ÙÙ ÙÙÙÙØ·
Hadits Mursal adalah hadits yang perawinya gugur di tingkat Sahabat dan katakanlah Hadits Gharib itu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi saja
ÙÙÙÙÙÙÙÙ' Ù ÙØ§ ÙÙÙÙ Ù' ÙÙØªÙÙ'صÙÙÙ' Ø¨ÙØÙÙØ§ÙÙ * Ø¥ÙØ³Ù'ÙÙÙØ§Ø¯ÙÙÙ Ù ÙÙÙ'ÙÙØ·Ùع٠اÙ'ÙØ£ÙÙ'صÙÙØ§ÙÙ
Setiap hadits yang tidak bersambung sanadnya disebut Hadits Munqathiâ
ÙÙØ§ÙÙ ÙØ¹Ù'ضÙÙÙ Ø§ÙØ³ÙÙ'ÙØ§ÙÙØ·Ù Ù ÙÙÙ'Ù٠اثÙ'ÙÙÙØ§ÙÙ * ÙÙÙ ÙÙØ§ Ø£ÙØªÙÙ Ù ÙØ¯ÙÙÙÙ'Ø³ÙØ§Ù ÙÙÙÙ'عÙÙØ§Ù
Hadits Muâdhal adalah hadits yang gugur pada sanadnya dua rawi. Hadits yang ditadlis ada dua macam
Ø§ÙØ£ÙÙÙÙ'ÙÙ Ø§ÙØ§Ø³Ù'ÙÙÙØ§Ø·Ù ÙÙØ´ÙÙ'ÙÙ'خ٠ÙÙØ£ÙÙ' * ÙÙÙÙ'ÙÙÙÙ٠عÙÙÙ ÙÙ'ÙÙ' ÙÙÙÙ'ÙÙÙÙ Ø¨ÙØ¹ÙÙÙ' ÙÙØ£ÙÙ
Pertama, menggugurkan syaikhnya dan menukil dari perawi di atas nya dengan kata â dari (عÙÙÙ') â danâbahwa (Ø£ÙÙÙÙ')â
ÙÙØ§ÙØ«ÙÙ'اÙÙ ÙØ§ ÙÙØ³Ù'ÙÙÙØ·ÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ' ÙÙØµÙÙÙ' * Ø£ÙÙÙ'صÙÙØ§ÙÙÙ٠بÙÙ ÙØ§ بÙÙÙÙ ÙØ§ ÙÙÙÙ'عÙÙØ±ÙÙÙ'
Kedua, tidak menggugurkan (syaikh) nya akan tetapi mensifatinya dengan sifat yang tidak dikenal
ÙÙÙ ÙØ§ ÙÙØ®ÙÙØ§ÙÙÙÙ' Ø«ÙÙÙØ©Ù ÙÙÙÙ٠اÙÙ ÙÙÙØ§ * ÙÙØ§ÙØ´ÙÙ'اذÙÙ' ÙÙØ§ÙÙ ÙÙÙ'ÙÙÙØ¨Ù ÙÙØ³Ù'Ù ÙØ§Ù٠تÙÙÙØ§
Hadits (tsiqah) yang menyelisihi hadits yang (lebih) tsiqah disebut dengan Hadits Syadz. Hadits Maqlub ada dua jenis
Ø¥ÙØ¨Ù'ÙØ¯ÙاÙÙ Ø±ÙØ§ÙÙ Ù ÙØ§ Ø¨ÙØ±ÙاÙÙ ÙÙØ³Ù'ÙÙÙ Ù * ÙÙÙÙÙÙ'Ø¨Ù Ø¥ÙØ³Ù'ÙÙÙØ§Ø¯Ù ÙÙÙ ÙØªÙ'ÙÙ ÙÙØ³Ù'ÙÙÙ
Pertama, terganti (terbolak-balik) rawi yang satu dengan yang lain. Kedua, terbolak-baliknya sanad matan tertentu dengan sanad matan yang lain
ÙÙØ§ÙÙ'ÙÙÙØ±Ù'Ø¯Ù Ù ÙØ§ ÙÙÙÙÙ'دÙ'تÙÙÙÙ Ø¨ÙØ«ÙÙÙÙÙØ©Ù * Ø£ÙÙÙ' جÙÙ Ù'ع٠أÙÙÙ' ÙÙØµÙ'ر٠عÙÙÙ٠رÙÙÙØ§ÙÙÙØ©
Hadits Fard adalah hadits yang kau kaitkan dengan periwayatan seorang yang tsiqah, atau periwayatan sebuah kelompok tertentu, atau terbatas/dikhusukan pada riwayatnya saja
ÙÙÙ ÙÙØ§ Ø¨ÙØ¹ÙÙÙÙ'ة٠غÙÙ ÙÙØ¶Ù Ø£ÙÙÙ' Ø®ÙÙÙÙÙØ§ * Ù ÙÙØ¹ÙÙÙÙ'Ù٠عÙÙÙ'دÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙØ¯Ù' Ø¹ÙØ±ÙÙÙÙØ§
Hadits yang mengandung cacat yang samar atau tersembunyi dikenal oleh Ahli Hadits dengan Hadits Muâallal
ÙÙØ°Ù اخÙ'تÙÙØ§Ù٠سÙÙÙÙØ¯Ù Ø£ÙÙÙ' Ù ÙØªÙ'ÙÙÙ * Ù ÙØ¶Ù'Ø·ÙØ±Ùب٠عÙÙÙ'د٠أÙÙÙÙÙÙ'Ù٠اÙÙ'ÙÙÙÙÙÙ'
Hadits yang sanad atau matannya berselilih (memiliki perbedaan) menurut Ahli Hadits disebut Hadits Mudhtharib
ÙÙØ§ÙÙ ÙØ¯Ù'Ø±ÙØ¬Ùات٠ÙÙ Ø§ÙØÙØ¯ÙÙØ«Ù Ù ÙØ§ Ø£ÙØªÙتÙ' * Ù ÙÙÙ' Ø¨ÙØ¹Ù'ض٠أÙÙÙ'ÙÙØ§Ø¸Ù Ø§ÙØ±ÙÙ'ÙØ§Ø©Ù اتÙÙ'صÙÙÙØªÙ'
Hadits Mudraj yaitu hadits yang datang (ditambahkan) pada (sanad atau matan) nya sebagian lafaz-lafaz perawi
ÙÙÙ ÙØ§ رÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ' ÙÙØ±ÙÙÙ٠عÙÙÙ' Ø£ÙØ®ÙÙÙÙ' * Ù ÙØ¯ÙبÙÙ'ج٠ÙÙØ§Ø¹Ù'رÙÙÙ'ÙÙ ØÙÙÙÙØ§Ù ÙÙØ§ÙÙ'ØªÙØ®ÙÙÙÙ'
Hadist yang diriwayatkan oleh setiap teman dari saudaranya disebut Hadits Mudabbaj
Ù ÙØªÙÙ'ÙÙÙÙ ÙÙÙÙ'Ø¸ÙØ§Ù ÙÙØ®ÙØ·ÙØ§Ù Ù ÙØªÙÙ'ÙÙÙÙÙ * ÙÙØ¶ÙدÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙÙØ§ ذÙÙÙØ±Ù'ÙÙØ§ اÙÙ ÙÙÙ'ØªÙØ±ÙÙÙ'
Kesesuaian lafaz dan tulisan (nama perawi) nya disebut Muttafiq dan kebalikan dari yang kami sebutkan disebut Muftariq
Ù ÙØ¤ØªÙÙÙÙÙ Ù ÙØªÙÙ'ÙÙÙÙ Ø§ÙØ®ÙØ·ÙÙ' ÙÙÙÙÙÙÙØ·Ù' * ÙÙØ¶ÙدÙÙ'ÙÙ Ù ÙØ®Ù'تÙÙÙÙÙ ÙÙØ§Ø®Ù'Ø´Ù Ø§ÙØºÙÙÙØ·Ù'
Muâtalif itu jika sesuai tulisan (nama perawi) nya saja (tidak lafaznya) dan kebalikannya disebut Mukhtalif maka waspadailah kekeliruan
ÙÙØ§ÙÙ ÙÙÙ'ÙÙØ±Ù اÙÙ'ÙÙØ±Ù'د٠بÙÙÙ Ø±ÙØ§Ù غÙÙÙØ¯Ùا * ØªÙØ¹Ù'دÙÙÙÙÙÙ ÙØ§ ÙÙØÙ'Ù ÙÙÙÙÙ Ø§ÙØªÙÙ'ÙÙÙØ±ÙÙ'Ø¯ÙØ§
Hadits munkar adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi yang tidak diterima taâdil nya dalam keadaan menyendiri
Ù ÙØªÙ'رÙÙÙÙÙÙ Ù ÙØ§ ÙÙØ§ØÙد٠بÙÙ٠اÙÙ'ÙÙÙÙØ±ÙدÙ' * ÙÙØ£ÙجÙ'Ù ÙØ¹ÙÙØ§ ÙÙØ¶ÙعÙ'ÙÙÙÙ ÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙØ±ÙدÙ'Ù'
Hadits Matruk adalah hadits yang menyendiri perawinya dan mereka (para ahli hadits) menyepakati Kedhaifan Rawi tersebut dan menolaknya
ÙÙØ§ÙÙÙÙÙØ°Ùب٠اÙÙ ÙØ®Ù'تÙÙÙÙ٠اÙÙ ÙØµÙ'ÙÙÙØ¹Ù * عÙÙÙ٠اÙÙÙÙ'بÙÙ ÙÙÙÙØ°ÙÙÙÙ٠اÙÙ ÙÙÙ'ضÙÙØ¹Ù
Hadits dusta yang dibuat-buat (dipalsukan) atas nama nabi maka itulah Hadits Maudhuâ
ÙÙÙÙÙÙØ¯Ù' Ø£ÙØªÙتÙ' ÙÙØ§ÙجÙÙÙ'ÙÙØ±Ù اÙÙ ÙÙÙ'ÙÙÙÙÙ * سÙÙÙÙ ÙÙ'ÙÙÙ'تÙÙÙØ§ Ù ÙÙÙ'ظÙÙÙ ÙØ©Ù Ø§ÙØ¨ÙÙÙ'ÙÙÙÙÙÙ
Sungguh nadzham ini seperti Al Jauhar Al Maknun yang ku beri nama Mandzhumah Al Baiquuniyah
ÙÙÙÙÙÙÙ'ÙÙ Ø§ÙØ«ÙÙ'ÙØ§Ø«ÙÙÙÙ Ø¨ÙØ£ÙرÙ'Ø¨ÙØ¹Ù Ø£ÙØªÙتÙ' * Ø£ÙØ¨Ù'ÙÙØ§ØªÙÙÙÙÙÙØ§ Ø«ÙÙ ÙÙ' Ø¨ÙØ®ÙÙØ±ÙØ®ÙÙØªÙÙ ÙØª
Datang dengan 34 bait kemudian ditutup dengan baik
Syarah al Manzumah al Baiquniyyah oleh Sheikh Muhammad Awwad al-Manqush
http://www.mediafire.com/?esa49t17dn4eh6o Part 1
http://www.mediafire.com/?1mro48zcqgt6g4o Part 2
Terjemah Kitab Baiquniyyah Untuk Hp
Terjemah Kitab Baiquniyah Gratis


Kumpulan Kitab Terjemah Baiquniyah, Terjemah Baiquniyah download, Terjemah Baiquniyah for free, downlod Terjemah Kitab Baiquniyah, Penjelasan Kitab Terjemah Baiquniyah, Kitab Baiquniyah tentang hadits, riwayat hadits menurut Kitab Baiquniyah
terjemahan al-mazumah al-baiquniyyah dlm ilmu mustalah hadis
Manzhumatul Baiquniyah
Ø£ÙØ¨Ù'ÙØ¯ÙØ£Ù Ø¨ÙØ§ÙØÙÙ Ù'ÙØ¯Ù Ù ÙÙØµÙÙÙÙ'ÙØ§Ù عÙÙÙ * Ù ÙØÙÙ ÙÙ'ÙÙØ¯Ù Ø®ÙÙÙ'ر٠ÙÙØ¨ÙÙÙ' Ø£ÙØ±Ù'سÙÙÙØ§
Aku memulai dengan memuji Allah dan bershalawat atas Muhammad, nabi terbaik yang diutus
ÙÙØ°Ù Ù ÙÙÙ' Ø£ÙØ³ÙØ§Ù Ù Ø§ÙØÙØ¯ÙØ«Ù Ø¹ÙØ¯ÙÙ'ÙÙ' * ÙÙÙÙÙÙÙÙ' ÙÙØ§ØÙÙØ¯Ù Ø£ÙØªÙÙ ÙÙØ¹ÙÙØ¯ÙÙ'ÙÙ'
Inilah berbagai macam pembagian hadits.. Setiap bagian akan datang penjelasannya
Ø£ÙÙÙÙ'ÙÙÙÙØ§ Ø§ÙØµÙÙ'ØÙÙØÙ ÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙØ§ اتÙÙ'صÙÙÙÙ'Ù'* إسÙ'ÙÙØ§Ø¯ÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù' ÙÙØ´ÙÙØ°ÙÙ' Ø£ÙÙÙ' ÙÙØ¹ÙÙÙÙ'Ù'
Pertama hadits shahih yaitu yang bersambung sanad nya, tidak mengandung syadz dan âillat
ÙÙØ§ÙØÙسÙÙ٠اÙÙ ÙØ¹Ù'رÙÙÙ Ø·ÙØ±Ù'ÙÙØ§Ù ÙÙØºØ¯ÙتÙ' * Ø±ÙØ¬ÙاÙÙÙÙ ÙØ§ ÙÙØ§ÙصÙÙ'ØÙÙØÙ Ø§Ø´Ù'تÙÙÙØ±ÙتÙ'
(Kedua) Hadits Hasan yaitu yang jalur periwayatannya maâruf.. akan tetapi perawinya tidak semasyhur hadits shahih
ÙÙÙÙÙÙÙ' Ù ÙØ§ عÙÙÙ' Ø±ÙØªÙ'Ø¨ÙØ©Ù Ø§ÙØÙØ³Ù'ÙÙ ÙÙØµÙÙØ±Ù' * ÙÙÙÙÙÙ Ø§ÙØ¶ÙÙ'عÙÙÙÙ ÙÙÙÙ'Ù٠أÙÙÙ'Ø³ÙØ§Ù ÙØ§Ù ÙÙØ«ÙرÙ'
Setiap hadits yang lebih rendah dari derajat hadits hasan adalah hadits (ketiga) Dhaif dan terbagi atas banyak bagian
ÙÙÙ ÙÙØ§ Ø£ÙØ¶ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ'ب٠اÙÙ ÙØ±Ù'ÙÙÙÙÙØ¹Ù * ÙÙÙ ÙÙØ§ ÙÙØªÙØ§Ø¨ÙØ¹Ù ÙÙÙÙ٠اÙÙ ÙÙÙ'Ø·ÙÙÙØ¹Ù
ÙØ§ÙÙ ÙØ³Ù'ÙÙØ¯Ù اÙÙ ÙØªÙÙ'صÙÙ٠اÙ'ÙØ¥Ø³Ù'ÙÙØ§Ø¯Ù Ù ÙÙÙÙÙ' * Ø±ÙØ§ÙÙÙÙÙ ØÙتÙÙ'٠اÙÙ ÙØµÙ'Ø·ÙÙÙÙ ÙÙÙÙ Ù' ÙÙØ¨ÙÙ'
Hadits Musnad adalah yang bersambung sanadnya perawinya sampai kepada nabi tanpa terputus
Hadits yang setiap perawi nya mendengar satu sama lain dan bersambung sanad nya sampai nabi maka disebut Al Muttashil (bersambung)
Ù ÙØ³ÙÙÙ'سÙÙÙ ÙÙÙÙ' Ù ÙØ§ عÙÙÙÙ ÙÙØµÙ'ÙÙ Ø£ÙØªÙÙ * Ù ÙØ«Ù'Ù٠أÙÙ ÙØ§ ÙÙØ§ÙÙÙÙ٠أÙÙÙ'Ø¨ÙØ§ÙÙ٠اÙÙ'ÙÙØªÙÙÙ
Hadits Musalsal adalah hadits yang dibawakan dengan menyertakan sifat (yang selalu sama) seperti perkataan perawi âKetahuilah, Demi Allah telah memberitahuku seorang pemudaâ
ÙÙÙØ°ÙاÙÙ ÙÙÙØ¯Ù' ØÙدÙÙ'Ø«ÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ§Ø¦ÙÙ ÙÙØ§ * Ø£ÙÙÙ' Ø¨ÙØ¹Ù'ÙØ¯Ù Ø£ÙÙÙ' ØÙدÙÙ'Ø«ÙÙÙÙÙ ØªÙØ¨ÙسÙÙ'Ù٠ا
Begitu juga seperti âSi Fulan Telah bercerita kepadaku sambil berdiriâ atau âsetelah bercerita kepadaku, ia tersenyumâ
Ø¹ÙØ²ÙÙØ²Ù Ù ÙØ±Ù'ÙÙ٠اثÙ'ÙÙÙÙ٠أÙÙÙ' Ø«ÙÙØ§ÙØ«ÙÙÙÙÙ' * Ù ÙØ´Ù'ÙÙÙØ±Ù Ù ÙØ±Ù'ÙÙÙ ÙÙÙÙ'ÙÙ Ù ÙÙØ§ Ø«ÙÙØ§ÙØ«ÙÙÙ'
Hadits âAziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua atau tiga orang perawi sedangkan Hadits Masyhur diriwayatkan oleh lebih dari tiga perawi
Ù ÙØ¹ÙÙÙ'عÙÙÙ ÙÙØ¹ÙÙÙ' Ø³ÙØ¹ÙÙØ¯Ù عÙÙÙÙ' ÙÙÙØ±ÙÙ Ù' * ÙÙÙ ÙØ¨Ù'ÙÙÙ Ù Ù ÙÙØ§ ÙÙÙÙ Ø±ÙØ§ÙÙ ÙÙÙ Ù' ÙÙØ³ÙÙÙ Ù'Ù'
Hadits Muâanâan itu seperti perkataan perawi âdari saâid, dari Karomâ dan Al Mubham itu hadits yang perawinya tidak diberi nama
ÙÙÙÙÙÙÙÙ' Ù ÙÙØ§ ÙÙÙÙÙ'تÙ' Ø±ÙØ¬ÙاÙÙÙ٠عÙÙÙØ§Ù * ÙÙØ¶ÙÙØ¯ÙÙÙ Ø°ÙØ§Ù٠اÙÙÙ'ذÙÙ ÙÙØ¯Ù' ÙÙÙØ²ÙÙ
Setiap hadits yang sedikit perawinya disebut hadits âAaliy dan kebalikannya disebut hadits Naazil
ÙÙÙ ÙØ§ Ø£ÙØ¶ÙÙÙ'تÙÙ٠إÙÙÙ Ø§ÙØ£ÙصÙ'ØÙÙØ§Ø¨Ù Ù ÙÙÙ' * ÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙØ¹Ù'ÙÙ ÙÙÙÙ'ÙÙ Ù ÙÙÙ'ÙÙÙÙ٠زÙÙÙÙ
Perkataan atau perbuatan yang kau sandarkan kepada Sahabat adalah Hadits Mauquf
ÙÙÙ ÙØ±Ù'سÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ'ÙÙ Ø§ÙØµÙÙ'ØÙابÙÙÙÙ' سÙÙÙØ·Ù' * ÙÙÙÙÙÙ' ØºÙØ±ÙÙØ¨Ù Ù ÙØ§ رÙÙÙÙ Ø±ÙØ§ÙÙ ÙÙÙÙØ·
Hadits Mursal adalah hadits yang perawinya gugur di tingkat Sahabat dan katakanlah Hadits Gharib itu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi saja
ÙÙÙÙÙÙÙÙ' Ù ÙØ§ ÙÙÙÙ Ù' ÙÙØªÙÙ'صÙÙÙ' Ø¨ÙØÙÙØ§ÙÙ * Ø¥ÙØ³Ù'ÙÙÙØ§Ø¯ÙÙÙ Ù ÙÙÙ'ÙÙØ·Ùع٠اÙ'ÙØ£ÙÙ'صÙÙØ§ÙÙ
Setiap hadits yang tidak bersambung sanadnya disebut Hadits Munqathiâ
ÙÙØ§ÙÙ ÙØ¹Ù'ضÙÙÙ Ø§ÙØ³ÙÙ'ÙØ§ÙÙØ·Ù Ù ÙÙÙ'Ù٠اثÙ'ÙÙÙØ§ÙÙ * ÙÙÙ ÙÙØ§ Ø£ÙØªÙÙ Ù ÙØ¯ÙÙÙÙ'Ø³ÙØ§Ù ÙÙÙÙ'عÙÙØ§Ù
Hadits Muâdhal adalah hadits yang gugur pada sanadnya dua rawi. Hadits yang ditadlis ada dua macam
Ø§ÙØ£ÙÙÙÙ'ÙÙ Ø§ÙØ§Ø³Ù'ÙÙÙØ§Ø·Ù ÙÙØ´ÙÙ'ÙÙ'خ٠ÙÙØ£ÙÙ' * ÙÙÙÙ'ÙÙÙÙ٠عÙÙÙ ÙÙ'ÙÙ' ÙÙÙÙ'ÙÙÙÙ Ø¨ÙØ¹ÙÙÙ' ÙÙØ£ÙÙ
Pertama, menggugurkan syaikhnya dan menukil dari perawi di atas nya dengan kata â dari (عÙÙÙ') â danâbahwa (Ø£ÙÙÙÙ')â
ÙÙØ§ÙØ«ÙÙ'اÙÙ ÙØ§ ÙÙØ³Ù'ÙÙÙØ·ÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ' ÙÙØµÙÙÙ' * Ø£ÙÙÙ'صÙÙØ§ÙÙÙ٠بÙÙ ÙØ§ بÙÙÙÙ ÙØ§ ÙÙÙÙ'عÙÙØ±ÙÙÙ'
Kedua, tidak menggugurkan (syaikh) nya akan tetapi mensifatinya dengan sifat yang tidak dikenal
ÙÙÙ ÙØ§ ÙÙØ®ÙÙØ§ÙÙÙÙ' Ø«ÙÙÙØ©Ù ÙÙÙÙ٠اÙÙ ÙÙÙØ§ * ÙÙØ§ÙØ´ÙÙ'اذÙÙ' ÙÙØ§ÙÙ ÙÙÙ'ÙÙÙØ¨Ù ÙÙØ³Ù'Ù ÙØ§Ù٠تÙÙÙØ§
Hadits (tsiqah) yang menyelisihi hadits yang (lebih) tsiqah disebut dengan Hadits Syadz. Hadits Maqlub ada dua jenis
Ø¥ÙØ¨Ù'ÙØ¯ÙاÙÙ Ø±ÙØ§ÙÙ Ù ÙØ§ Ø¨ÙØ±ÙاÙÙ ÙÙØ³Ù'ÙÙÙ Ù * ÙÙÙÙÙÙ'Ø¨Ù Ø¥ÙØ³Ù'ÙÙÙØ§Ø¯Ù ÙÙÙ ÙØªÙ'ÙÙ ÙÙØ³Ù'ÙÙÙ
Pertama, terganti (terbolak-balik) rawi yang satu dengan yang lain. Kedua, terbolak-baliknya sanad matan tertentu dengan sanad matan yang lain
ÙÙØ§ÙÙ'ÙÙÙØ±Ù'Ø¯Ù Ù ÙØ§ ÙÙÙÙÙ'دÙ'تÙÙÙÙ Ø¨ÙØ«ÙÙÙÙÙØ©Ù * Ø£ÙÙÙ' جÙÙ Ù'ع٠أÙÙÙ' ÙÙØµÙ'ر٠عÙÙÙ٠رÙÙÙØ§ÙÙÙØ©
Hadits Fard adalah hadits yang kau kaitkan dengan periwayatan seorang yang tsiqah, atau periwayatan sebuah kelompok tertentu, atau terbatas/dikhusukan pada riwayatnya saja
ÙÙÙ ÙÙØ§ Ø¨ÙØ¹ÙÙÙÙ'ة٠غÙÙ ÙÙØ¶Ù Ø£ÙÙÙ' Ø®ÙÙÙÙÙØ§ * Ù ÙÙØ¹ÙÙÙÙ'Ù٠عÙÙÙ'دÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙØ¯Ù' Ø¹ÙØ±ÙÙÙÙØ§
Hadits yang mengandung cacat yang samar atau tersembunyi dikenal oleh Ahli Hadits dengan Hadits Muâallal
ÙÙØ°Ù اخÙ'تÙÙØ§Ù٠سÙÙÙÙØ¯Ù Ø£ÙÙÙ' Ù ÙØªÙ'ÙÙÙ * Ù ÙØ¶Ù'Ø·ÙØ±Ùب٠عÙÙÙ'د٠أÙÙÙÙÙÙ'Ù٠اÙÙ'ÙÙÙÙÙÙ'
Hadits yang sanad atau matannya berselilih (memiliki perbedaan) menurut Ahli Hadits disebut Hadits Mudhtharib
ÙÙØ§ÙÙ ÙØ¯Ù'Ø±ÙØ¬Ùات٠ÙÙ Ø§ÙØÙØ¯ÙÙØ«Ù Ù ÙØ§ Ø£ÙØªÙتÙ' * Ù ÙÙÙ' Ø¨ÙØ¹Ù'ض٠أÙÙÙ'ÙÙØ§Ø¸Ù Ø§ÙØ±ÙÙ'ÙØ§Ø©Ù اتÙÙ'صÙÙÙØªÙ'
Hadits Mudraj yaitu hadits yang datang (ditambahkan) pada (sanad atau matan) nya sebagian lafaz-lafaz perawi
ÙÙÙ ÙØ§ رÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ' ÙÙØ±ÙÙÙ٠عÙÙÙ' Ø£ÙØ®ÙÙÙÙ' * Ù ÙØ¯ÙبÙÙ'ج٠ÙÙØ§Ø¹Ù'رÙÙÙ'ÙÙ ØÙÙÙÙØ§Ù ÙÙØ§ÙÙ'ØªÙØ®ÙÙÙÙ'
Hadist yang diriwayatkan oleh setiap teman dari saudaranya disebut Hadits Mudabbaj
Ù ÙØªÙÙ'ÙÙÙÙ ÙÙÙÙ'Ø¸ÙØ§Ù ÙÙØ®ÙØ·ÙØ§Ù Ù ÙØªÙÙ'ÙÙÙÙÙ * ÙÙØ¶ÙدÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙÙØ§ ذÙÙÙØ±Ù'ÙÙØ§ اÙÙ ÙÙÙ'ØªÙØ±ÙÙÙ'
Kesesuaian lafaz dan tulisan (nama perawi) nya disebut Muttafiq dan kebalikan dari yang kami sebutkan disebut Muftariq
Ù ÙØ¤ØªÙÙÙÙÙ Ù ÙØªÙÙ'ÙÙÙÙ Ø§ÙØ®ÙØ·ÙÙ' ÙÙÙÙÙÙÙØ·Ù' * ÙÙØ¶ÙدÙÙ'ÙÙ Ù ÙØ®Ù'تÙÙÙÙÙ ÙÙØ§Ø®Ù'Ø´Ù Ø§ÙØºÙÙÙØ·Ù'
Muâtalif itu jika sesuai tulisan (nama perawi) nya saja (tidak lafaznya) dan kebalikannya disebut Mukhtalif maka waspadailah kekeliruan
ÙÙØ§ÙÙ ÙÙÙ'ÙÙØ±Ù اÙÙ'ÙÙØ±Ù'د٠بÙÙÙ Ø±ÙØ§Ù غÙÙÙØ¯Ùا * ØªÙØ¹Ù'دÙÙÙÙÙÙ ÙØ§ ÙÙØÙ'Ù ÙÙÙÙÙ Ø§ÙØªÙÙ'ÙÙÙØ±ÙÙ'Ø¯ÙØ§
Hadits munkar adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi yang tidak diterima taâdil nya dalam keadaan menyendiri
Ù ÙØªÙ'رÙÙÙÙÙÙ Ù ÙØ§ ÙÙØ§ØÙد٠بÙÙ٠اÙÙ'ÙÙÙÙØ±ÙدÙ' * ÙÙØ£ÙجÙ'Ù ÙØ¹ÙÙØ§ ÙÙØ¶ÙعÙ'ÙÙÙÙ ÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙØ±ÙدÙ'Ù'
Hadits Matruk adalah hadits yang menyendiri perawinya dan mereka (para ahli hadits) menyepakati Kedhaifan Rawi tersebut dan menolaknya
ÙÙØ§ÙÙÙÙÙØ°Ùب٠اÙÙ ÙØ®Ù'تÙÙÙÙ٠اÙÙ ÙØµÙ'ÙÙÙØ¹Ù * عÙÙÙ٠اÙÙÙÙ'بÙÙ ÙÙÙÙØ°ÙÙÙÙ٠اÙÙ ÙÙÙ'ضÙÙØ¹Ù
Hadits dusta yang dibuat-buat (dipalsukan) atas nama nabi maka itulah Hadits Maudhuâ
ÙÙÙÙÙÙØ¯Ù' Ø£ÙØªÙتÙ' ÙÙØ§ÙجÙÙÙ'ÙÙØ±Ù اÙÙ ÙÙÙ'ÙÙÙÙÙ * سÙÙÙÙ ÙÙ'ÙÙÙ'تÙÙÙØ§ Ù ÙÙÙ'ظÙÙÙ ÙØ©Ù Ø§ÙØ¨ÙÙÙ'ÙÙÙÙÙÙ
Sungguh nadzham ini seperti Al Jauhar Al Maknun yang ku beri nama Mandzhumah Al Baiquuniyah
ÙÙÙÙÙÙÙ'ÙÙ Ø§ÙØ«ÙÙ'ÙØ§Ø«ÙÙÙÙ Ø¨ÙØ£ÙرÙ'Ø¨ÙØ¹Ù Ø£ÙØªÙتÙ' * Ø£ÙØ¨Ù'ÙÙØ§ØªÙÙÙÙÙÙØ§ Ø«ÙÙ ÙÙ' Ø¨ÙØ®ÙÙØ±ÙØ®ÙÙØªÙÙ ÙØª
Datang dengan 34 bait kemudian ditutup dengan baik
Syarah al Manzumah al Baiquniyyah oleh Sheikh Muhammad Awwad al-Manqush
http://www.mediafire.com/?esa49t17dn4eh6o Part 1
http://www.mediafire.com/?1mro48zcqgt6g4o Part 2
Terjemah Kitab Baiquniyyah Untuk Hp