Qiyamul Lail dan Subuh Berjamaah Desember 2019

Kegiatan Qiyamullail pada tanggal 15 Desember 2019 pada pukul 1.30 ini dipimpin oleh Imam Besar Masjid Al-Akbar KH Abd Hamid Abdullah dan dilanjutkan tausiyah subuh oleh Prof Ali Mudhofir Guru Besar UINSA.

Pembinaan Qiroah Rutin PPTQ

Pembinaan seni suara membaca Qur'an dengan tilawah, dipimpin oleh Ustadz Asrus tsani. Sebagai Juara Qiro'ah Sab'ah tingkat Provinsi, beliau sudah terbiasa membina seni baca Qur'an. Kegiatan ini biasanya diadakan setiap hari minggu pagi di PPTQ Pagesangan

Pembinaan Qiroah oleh Ust Asrussani



Sholat dan Khutbah Gerhana Bulan

Sholat Gerhana Bulan (Khusuf) pada hari Rabu tanggal 17 Juli 2019 yang bertepatan dengan tanggal 14 Dzulqo'dah 1440 Hijriyah.
 Tepat Pukul 03.00 WIB Dini hari dimulailah ritual sholat Gerhana Bulan yang dipimpin oleh KH Abd Hamid Abdulloh.
Bertempat di Masjid Baitul Haq Ketintang, jama'ah antusias melaksanakan ibadah ini sekaligus khusyu' mendengarkan khutbah




Makna STQHN bagi Kerukunan dalam Hidup Berbangsa

Artikel ini dimuat dalam Koran Harian Suara Pemred Kalimantan Barat Pontianak pada tanggal 5 Juli 2019 Oleh KH Abd Hamid Abdullah. Berikut ini artikel lengkapnya:

MAKNA STQHN BAGI KERUKUNAN BERBANGSA
Oleh: KH. Abd Hamid Abdulloh
Ketua III Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Jawa Timur

Sejarah Indonesia mencatat bahwa MTQ sudah sejak lama dilombakan baik di pelosok perkampungan, tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi bahkan nasional. Untuk kedua kalinya setelah tahun 1985, Provinsi Kalimantan Barat beruntung menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan even keagamaan yaitu perlombaan membaca Al-Qur’an pada level nasional. Dipilihnya Provinsi Kalimantan Barat, khususnya Kota Pontianak bukanlah tanpa alasan. Kalimantan Barat menjadi tuan rumah STQH Nasional karena daerah ini syarat dengan kearifan lokal berupa keberagaman etnis, agama, budaya, dan sejarah dan telah terbukti bahwa masyarakat Kalimantan Barat mencintai nilai kedamaian dan kerukunan.
Kegiatan ini tentunya bukanlah seremonial belaka, melainkan sebuah pengejawantahan penghormatan atas kesucian Al-Quran sebagai kitab sakral umat Islam di samping perintah Allah dan Rasulullah agar gemar membaca, menghafal, menelaah serta internalisasi nilai-nilai Al-Quran dan Hadits.
Ada hal yang menarik dengan Musabaqah Tilawatil Quran di Indonesia karena jauh lebih semarak daripada acara yang sama di negara lain seperti di Arab Saudi, Quwait, Iran dan beberapa negara lainnya. Jika di luar negeri penyelenggaraannya hanya dipusatkan di dalam gedung, maka di negeri kita, justru diadakan di beberapa ruang bahkan ada yang berlangsung di ruang terbuka seperti lapangan, alun-alun ataupun tempat-tempat ikonik seperti Tugu Katulistiwa di Kota Pontianak. Gelarannya juga dibingkai dengan seremoni massif dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat lintas etnik, suku, daerah dan agama seperti pawai, pertunjukan seni, pameran dan bazar.
Oleh karenanya rangkaian kegiatan musabaqah tersebut sesungguhnya tidak saja ada dalam tataran ritual vertikal namun lebih dari itu sudah meluas pada makna sosial horizontal. Ada hal-hal yang ingin diraih oleh berbagai kafilah selain prestasi peserta, upaya-upaya promosi daerahnya, namun juga aspek lain yang sangat penting yaitu implementasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan bermasyarakat yang religius, rukun dan damai.
Maka tidak heran apabila tokoh terkemuka semisal H.A.R Gibb telah mengakui bahwa Al-Quran selama kurang lebih seribu lima ratus tahun merupakan media bernada nyaring yang mampu mendamaikan hati dan menggetarkan jiwa karena kedalaman bahasa, kedalaman makna, ketelitian, keseimbangan, kekayaan, kebenaran dan kemudahan pemahaman, juga kehebatan kesan yang dipancarkannya. Semua itu -menurut Jalaluddin As-Suyuti dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur'an- adalah karena “Al-Qur'an memiliki keistimewaan dari deskripsi penyusunan yang menakjubkan, penggunaan kalimat yang unik yang tidak ditemui baik sebelum ataupun sesudah turunnya Al-Qur'an”.
Sebut saja qori’ asal Mesir, Syeikh Siddiq Al-Minsyawi, yang dengan kehalusan jiwanya banyak membuat pendengar merasa lebih dekat dengan penciptanya. Imam masjidil harom, Syeikh Sudais dan Suraim contohnya, juga kerapkali menangis tersedu-sedu ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Sejarah mencatat, hati Jubair bin Muth'im serasa terbang damai ketika mendengar Rasululloh membaca salah satu ayat Qur'an (Jalaluddin Assuyuti, Al-Itqan fi ulumil qur'an:314).
Seorang qari’, mufassir maupun hafidz yang baik memang semestinya memadukan antara suara merdu, keharmonisan lagu/irama tanpa melanggar kaidah tajwid dan diiringi dengan adab membaca Qur’an. Maka untuk melengkapi ilmu qiraah dan kepekaannya, maka pembelajaran qiraahnya senantiasa dilengkapi dengan ilmu tajwid, makharijul huruf (ilmu pelafalan huruf Al Quran), dzauq (cita rasa bahasa), dan sebagainya. Kepekaan terhadap makna isi Al-Qur'an lebih digunakan sebagai instrumen mengasah diri untuk memiliki dzauq (perasaan) ilahiyah. Karena hanya dengan dzauq ilahiyah inilah, para peserta STQH diharapkan memiliki rasa khauf pada Allah, sebagai pondasi dasar membangun mental dan moral Islam yang damai. Dzauq perlu diasah sehingga baik pembaca, pendengar dan pendidik Al-Qur’an dapat menyentuh hati untuk mengagungkan kalam ilahi tersebut. Menurut al-Ghazali, Dzauq merupakan kehadiran hati (hudhur al-qalb) ketika membaca firman Allah secara terus-menerus. Buah dari mengingat Allah, menghasilkan cita rasa spiritual (dzauq) paling dalam di tengah kesadaran tertinggi.
Seleksi Tilwatil Qur’an dan Hadits (STQH) kali ini tentunya tidak lain bertujuan untuk mendekatkan jiwa umat Islam kepada kitab suci dan meningkatkan semangat membaca, mempelajari, mengamalkan Al-Qur’an serta menunjukkan kepada publik bahwa Musabaqah telah membangun spirit keagamaan, kebangsaan, dan kerukunan. Musabaqah yang menjadikan Al-Quran sebagai sumber inspirasi, harus benar-benar diresapi selama penyelenggaraan kali ini dan pesan-pesan moralnya dijiwai setelah kita kembali ke daerah masing-masing
Kemenangan dalam kejuaraan setiap kafilah memang penting. Tetapi lebih dari itu, menjaga nilai-nilai Al-Qur’an untuk diimplemetasikan dalam kehidupan sehari-hari jauh lebih penting. Mudah-mudahan Seleksi Tilawatil Qur’an Hadits (STQH)  kali ini melahirkan insan-insan yang senantiasa mencintai Al-Qur’an dan Hadits sehingga Indonesia menjadi bangsa yang rukun dan damai



Mengajar Qiro'ah di Pesantren Ilmu Al-Qur'an

Mengajar qiro'ah merupakan rutinitas sejak remajanya. Setidaknya sejak tahun 1993, Ustadz Hamid diminta mengajar qiro'ah oleh pengasuh PIQ KH Bashori Alwi di Pondok Ilmu Al-Qur'an Singosari. Malam ini, Ustadz Hamid masih istiqomah mengajar qiro'ah kepada para santri di PIQ.

Setelah mengajar, tak lupa beliau mengunjungi Guru Besar Al-Qur'an KH. Bashori Alwi.
Pengasuh PPTQ Surabaya silaturrohim ke Pengasuh Pesantren Ilmu Al-Qur'an Singosari, Malang
Kunjungan PPTQ Surabaya ke Pesantren Ilmu Al-Qur'an Singosari Malang


Kunjungan Para Imam Besar di Surabaya ke KH Bashori Alwi-PIQ

Sekitar awal Bulan Mei 2019, menjelang bulan Romadlon, para Imam Masjid Besar di Surabaya mengunjungi kediaman KH Bashori Alwi Murtadlo di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an Singosari.
Para Imam Masjid di Surabaya ini merupakan murid-murid KH Bashori yang sukses menorehkan prestasi sebagai Qori'-qori mulai nasional maupun Internasional.
Para Imam Besar Masjid Surabaya tabarrukan do'a KH Bashori Alwi

Diantara mereka adalah Imam Besar Masjid Ampel: KH Dzulhilmi, Imam Besar Masjid Al-Akbar KH Abd Hamid Abdulloh, Masjid Kemayoran : Ustadz Fuad, Masjid Nasional Al-Akbar : Ustadz Hamid Syarif.
Sambung doa dan tabarrukan untuk kesehatan Kyai dan manfaat ilmu

Telkomsel bagikan 20 Ton Kurma untuk 20 Masjid

Perwakilan Imam Masjid Al-Akbar KH Abd Hamid menerima bantuan 1,2 Ton Kurma 
Menyambut bulan Ramadan 1440 Hijriyah, Telkomsel berbagi takjil Ramadan berupa 24 ton kurma yang diserahkan kepada 20 masjid di berbagai wilayah yang mewakili daerah dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia.

Bantuan kurma ini merupakan salah satu cara Telkomsel untuk menyebarkan kebahagiaan  untuk masyarakat umum, khususnya umat muslim, untuk berbuka puasa di bulan Ramadhan.

Dua puluh masjid yang memperoleh bantuan kurma adalah Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Masjid Al Mashun Medan, Masjid Raya Padang, Masjid Istiqlal Jakarta, Masjid At Taqwa Cirebon, Masjid Agung Jawa Tengah Semarang, Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Masjid Agung Bangkalan Madura, Masjid At Taqwa Mataram, Masjid At Taqwa Balikpapan, Masjid Al Markas Al Islami Makassar, Masjid Al Munawar Ternate, Masjid Agung Nurul Yaqin Waisai Raja Ampat, Masjid Agung Babussalam Timika, Masjid Tarqiah Taqwa Jakarta, Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Masjid Raya Mujahidin Pontianak, Masjid Raya di Banten, Masjid Raya di Jabar & Masjid Raya di Yogyakarta

“Kami berharap bantuan kurma ini dapat memberikan manfaat yang mendatangkan kebahagiaan bagi masyarakat luas di berbagai wilayah di Indonesia, terutama bagi masyarakat yang dalam waktu dekat akan menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan,” jelas Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel .

Ririek kemudian juga menjelaskan bahwa melalui bantuan kurma ini, Telkomsel juga bermaksud untuk menjalin dan mempererat tali silaturahmi dengan masyarakat .

Pada bulan Ramadhan, masjid menjadi tempat yang paling sering dikunjungi masyarakat untuk beribadah, termasuk untuk berbuka puasa. Masjid yang dipilih Telkomsel untuk distribusi bantuan kurma merupakan masjid yang menjadi pusat kegiatan ibadah di wilayah tersebut.

Sejak tahun 2013, Telkomsel selalu menyerahkan bantuan kurma dengan jumlah yang disesuaikan dengan usia Telkomsel. Pada tahun ini, jumlah bantuan 24 ton kurma disesuaikan dengan 24 tahun Telkomsel yang jatuh pada bulan Mei 2019 ini.

Hadirkan TGB MAS Sambut Bulan Ramadhan

Masjid Nasional Al Akbar Surabaya akan menggelar Tabligh Akbar dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1440 H. Kegiatan tersebut rencananya berlangsung pada, Sabtu (27/4) pukul 19.00 WIB atau ba’da Shalat Isya’ bertempat di Ruang Utama MAS.
TGB di Ruang Masjid Al-Akbar


Tabligh Akbar menghadirkan, Tuan Guru Bajang (TGB) H M Zainul Majdi dari Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai penceramah. Alumnus Timur Tengah ini sebelumnya merupakan Gubernur NTB selama dua periode. “Kami mengundang partisipasi masyarakat muslim Jawa Timur bisa hadir dalam kegiatan tabligh di masjid terbesar kedua setelah Masjid Istiqlal ini, serta ikut bergembira menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1440 H,” kata H Abd Choliq Idris Ketua Panitia Tabligh Akbar 1440 H ini (26/4).

Kegiatan yang terbuka untuk umum ini, adalah sebagai wujud rasa syukur dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadan. Selain itu juga sebagai sarana menyosialisasikan kepada masyarakat atau jamaah tentang sejumlah kegiatan yang akan dilaksanakan selama bulan suci berlangsung di MAS.

Majelis Ta'lim Nurul Hidayah mengikuti Pengajian As-Salam TVRI Jatim

Majelis Ta'lim Nurul Hidayah bergerak dibidang religi mulai santunan kepada pasien-pasien di Rumah Sakit Surabaya, Pengajian Hari Besar Islam, Kegiatan seni budaya Islam serta belajar-mengajar baca Al-Qur'an secara tartil. Ibu-ibu jama'ah kali ini memiliki agenda mengikuti pengajian As-Salam yang rutin digelar oleh TVRI Jawa Timur. Berkat salah satu jama'ah yang kenal dengan dengan orang TVRI, maka penungguan selama antri 2 bulan akhirnya tercapai. Tepat pukul 9:00 hari Jum'at tanggal 5 April 2019 ini kami berada di studio TVRI Jawa Timur.






Pemberian Insentif Huffadz 2018






Blanko Nilai Musabaqah Hadits 2019

Prestasi Provinsi Jawa Timur dalam MTQ - STQ Tingkat Nasional

Juknis dan Materi STQH Nasional XXV 2019

MHQH Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud XI 2019

Sekilas tentang MHQH (musabaqah hafalan qur'an dan hadits) Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud
MHQH Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud